Rabu, 15 September 2010

Telaga Warna, Pengilon, Cebong, Merdada dan Menjer

1. Telaga Warna

Telaga Warna merupakan danau vulkanik yang berisi air bercampur dengan belerang, Apabila terkena sinar matahari akan memantulkan sinar warna warni karena kandungan bahan mineralnya. Terkadang berwarna biru dan kuning ataupun hijau dan kuning. Telaga Warna adalah salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Wonosobo, yang terletak di dataran tinggi dieng. Karena keindahanya banyak wisatawan yang berkunjung ke telaga warna, baik domestik maupun mancanegara.

Sisi keindahan telaga warna dapat dilihat dari beberapa sudut, seperti disebelah barat dekat mushola ataupun diatas tangga menuju Dieng Teater. Beberapa ranting dan pohon yang terlihat menambah keelokan telaga warna, jika cuaca memungkinkan telaga warna memantulkan warnanya seperti variasi pelangi.

Mengenai mitos yang terdapat ditelaga warna, yang sampai dengan saat ini masih banyak di bicarakan adalah, dahulu ada sebuah cincin milik bangsawan yang memiliki kekuatan / bertuah terjatuh kedalam telaga warna. Singkat cerita cincin tersebut mengakibatkan warna warni pada telaga warna.

2. Telaga Pengilon

Telaga pengilon letaknya berada disamping telaga warna, tepatnya disebelah selatan. Sesuai dengan namanya Telaga Pengilon memiliki warna air yang sangat jernih / bening. Mengenai ukuranya telaga pengilon lebih kecil dari pada telaga warna.

Telaga Pengilon (diambil dari bahasa jawa = ngilo, dalam bahasa Indonesia = bercermin) Karena kejernihan air di Telaga Pengilon, disangkutkan dengan sebuah mitos. Yaitu apabila seseorang bercermin di telaga pengilon yang berhati baik / mulia akan terlihat tampan atau cantik, begitu juga sebaliknya apabila ada seseorang berhati busuk bercermin di telaga pengilon maka terlihat jelek. Sebagaian masyarakat dieng masih percaya telaga pengilon dapat mengetahui isi hati seseorang.

3. Telaga Cebong

Telaga Cebong terletak di desa Sembungan, sebuah desa tertinggi di jawa tengah. Telaga cebong disamping dimanfaatkan untuk pariwisata, juga di manfaatkan masyarakat setempat untuk pengairan lahan pertanian berupa tanaman sayur mayur.

Pada waktu pagi hari disekitar Telaga Cebong masih terdengar suara kokok ayam hutan, yang menandakan terbitnya matahari. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri di obyek wisata Telaga Cebong.

4. Telaga Merdada

Telaga Merdada merupakan telaga terluas di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng kurang lebih 25 Ha dengan kedalaman 2 – 10 meter. Dahulu Telaga Merdada merupakan kawah gunung berapi yang kemudian terisi air / Kepundan.

Kawasan Telaga Merdada sering digunakan untuk perkemahan, disamping kondisinya memungkinkan, Telaga Merdada memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Masih banyak ditemui pohon cemara di sekitar telaga merdada, juga beberapa jenis burung.

5. Telaga Menjer

Telaga menjer adalah sebuah telaga yang terletak di desa Menjer Kecamatan Garung, Wonosobo. Telaga Menjer merupakan telaga terluas di Wonosobo, dengan luas area 70 Ha. Telaga menjer berada pada ketinggian 1300 meter dari permukaan laut, disamping digunakan untuk wisata air. Telaga menjer dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air, sejak tahun 1982.

Keindahan telaga menjer dapat dirasakan pada waktu pagi atau sore hari, disamping hawa udara yang segar akan terlihat kabut putih tipis menutupi sela sela telaga menjer yang dikelilingi oleh pegunungan.

Sampai dengan sekarang masih ada yang percaya, sepasang kekasih menolak untuk berkunjung ke telaga menjer. Pasalnya ada sebuah mitos yang menyebutkan. Sepasang kekasih yang datang ke telaga menjer, hubunganya akan segera berakhir / putus.

Rabu, 25 Agustus 2010

DATARAN TINGGI DIENG

Bagi Anda yang suka dengan tempat wisata di daerah pegunungan, tidak ada salahnya mengunjungi dataran tinggi ini. Dataran yang terkenal dengan sebutan Dieng Plateu ini terletak pada ketinggian 21.00 m di atas permukaan laut. Tempat ini menawarkan keindahan alam serta hawa dingin pegunungan.
Dieng Plateu berupa dataran luas yang dikelilingi pegunungan, antara lain Gunung Prahu, Gunung Juranggrawah, Gunung Pangamun-amun, Gunung Sipandu, dan beberapa Gunung lain. Tidak heran jika suhu udara di daerah ini berkisar antara 15°—10° Celcius. Bahkan, bila Anda berkunjung pada musim kemarau suhunya bisa mencapai 5° Celcius.
Nama “Dieng” berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu “di” yang berarti “gunung” dan “hyang” dari kata “khayangan”, yang artinya “tempat tinggal para dewa dan dewi”. Bila digabungkan, nama “dieng” berarti “pegunungan tempat tinggal para dewa dan dewi”. Tapi ada sumber lain yang menyebutkan, “Dieng” berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu “edi” yang berarti indah/cantik dan “aeng” yang berarti aneh. Jadi “dieng” berarti “tempat yang indah dan punya keanehan”.

Dataran Tinggi Dieng
Sumber Foto: www.travbuddy.com

Kawasan Dieng Plateu mempunyai beberapa obyek wisata yang dapat Anda kunjungi, di mana tempatnya saling berdekatan. Selain obyek wisata alam seperti telaga dan kawah, Anda juga bisa mengunjungi obyek wisata sejarah berupa candi.
Begitu memasuki gerbang utama yang ada di dataran Dieng, Anda akan disambut sebuah kompleks candi yang dinamakan Candi Pandawa. Kompleks ini berisi 5 candi, yaitu Candi Semar, Arjuna, Srikandi, Sembadra, dan Puntadewa. Candi-candi yang tersebar di kawasan ini bercorak Hindu.

Kompleks Candi di Dataran Dieng
Sumber Foto:  mas jati
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, pada abad ke-7 Masehi ada seorang putri bernama Dewi Sima. Ia adalah keturunan Dinasti Sanjaya yang memerintah Kerajaan Kalingga, dengan gelar Ratu Sima. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan yang bernafaskan Hindu. Pada masa pemerintahannya, Ratu Sima mendirikan candi-candi yang ada di tempat ini sebagai bentuk pemujaan.
Ratu Sima tidak hanya mendirikan satu kompleks Candi. Tetapi ia juga mendirikan beberapa candi lain, di antaranya Candi Gatotkaca yang terletak di bukit Pangonan, Candi Dwarawati yang berada di kaki Gunung Prahu, dan Candi Bima yang merupakan candi terbesar di kawasan wisata Dieng Plateu. Candi-candi yang berada di luar kompleks pada umumnya letaknya menyendiri dan dikelilingi pepohonan.

Candi Bima
Sumber Foto:  Tianyake
Obyek wisata alam yang terkenal di tempat ini adalah Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Kedua telaga itu letaknya berdekatan. Dinamai Telaga Warna karena telaga ini memantulkan berbagai warna. Kandungan belerang yang ada di dalamnya memantulkan warna kehijauan, sedangkan ganggang merah yang ada didasar telaga memantulkan cahaya kemerahan dan jernihnya air telaga yang berwarna biru muncul dari pantulan gradasi sinar matahari. Nama Telaga Pengilon sendiri berarti telaga cermin. Air di telaga ini sangat jernih dan bisa memantulkan bayangan benda yang ada di sekitarnya.

Telaga Warna
Sumber Foto:  paniek
Di kawasan obyek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon juga terdapat beberapa gua. Salah satu di antaranya adalah Gua Semar. Panjangnya kira-kira 4 m dengan dinding batu, dan biasanya digunakan untuk bermeditasi. Selain Gua Semar, ada bebarapa gua lain yaitu, Gua Sumur dan Gua Jaran. Di dalam Gua Sumur terdapat satu mata air yang disebut “Tirta Prawitasari”.
Selain telaga dan gua, di kawasan Dieng Plateu juga terdapat beberapa kawah. Kawah-kawah tersebut terbentuk dari letusan gunung-gunung yang mengelilingi tempat ini. Salah satunya adalah Kawah Sikidang. Kawah ini menyemburkan air dan lumpur panas serta mengeluarkan aroma busuk yang berasal dari kandungan belerang yang ada di dalamnya (kandungan belerang di kawah ini masih dalam taraf aman bagi para pengunjung). Di sekitar tempat ini terdapat banyak lubang yang mengeluarkan air panas bercampur belerang, sehingga Anda harus berhati-hati saat berjalan. Selain Kawah Sikidang, ada juga Kawah Candradimuka dan Kawah Sileri, yang letaknya tidak jauh dari Kawah Sikidang.

Kawah di dataran Dieng
Sumber Foto:  paniek
Di kawasan wisata Dieng Plateu terdapat sebuah mata air yang terkenal sebagai sumber mata air sungai Serayu, dengan nama Tuk Bimalukar. “Tuk” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang artinya mata air, sedangkan “bimalukar” diambil dari mitos yang beredar di daerah ini. Para penduduk yakin bahwa mata air ini berasal dari air kencing Bhima Sena (tokoh pandawa dalam pewayangan) yang sedang berlomba dengan para Kurawa untuk membuat sungai. Pada saat ia membuka pakaiannya, Bhima Sena melihat perempuan cantik yang mengganggunya dan ia berkata “sira ayu” (dalam bahasa indonesia mempunyai arti “kamu cantik”). Setelah itu, air kencing Bhima Sena menjadi sebuah mata air dan menjadi sumber dari Sungai Serayu (nama Serayu berasal dari kata “sira ayu” yang diucapkannya). Menurut kepercayaan penduduk, air yang berasal dari Tuk Bimalukar bisa menyebabkan awet muda.

Mata air Tuk Bimakular
Sumber Foto: ammyr7.multiply.com
Setelah puas mengunjungi obyek wisata alam dan sejarah, Anda juga bisa menonton film berdurasi sekitar 20 menit di Dieng Plateu Theater. Letak teater ini di lereng bukit Sikendil, kira-kira 300 m dari Telaga Warna. Di sini Anda akan menyaksikan beberapa peristiwa yang pernah terjadi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, salah satunya adalah peristiwa tragedi Kawah Sinila pada tahun 1979 yang menewaskan ratusan penduduk Dieng. Sarana yang disediakan oleh pihak pengelola obyek wisata Dieng Plateu ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dengan sejarah Dieng.
Namun bagi Anda yang masih ingin mengunjungi tempat wisata yang berada tidak jauh dari kawasan Dieng Plateu, cobalah untuk berkunjung ke perkebunan teh Tambi. Di tempat ini, Anda tidak hanya bisa memandang hijaunya hamparan pohon teh, tetapi bisa juga menikmati sajian teh yang dihasilkan dari perkebunan.


Obyek-obyek wisata yang berada di kawasan Dieng Plateu dikelola oleh dua Kabupaten yaitu, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Meskipun sebenarnya Dataran tinggi Dieng terletak di antara perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.


Akses menuju ke Dataran Tinggi Dieng lebih mudah jika ditempuh dari Kota Wonosobo, karena jalannya dapat dilalui kendaraan bermotor. Tetapi jika Anda berencana membawa kendaraan pribadi, jangan lupa untuk memastikan bahwa kendaraan Anda dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan medan jalan yang akan dilalui cukup berliku dan menanjak. Tak jarang di tepi kanan atau kiri jalan bersebelahan dengan jurang yang dalam.

Kota Wonosobo
Sumber Foto: commons.wikimedia.org
Namun bila ingin naik kendaraan umum, Anda bisa berangkat dari terminal Kota Wonosobo dan menempuh jarak kira-kira 30 km dengan waktu tempuh antara 45 menit —1 jam. Ongkos yang harus dibayar sekitar Rp 7.000/orang (November 2008).


Harga tiket memasuki kawasan wisata Dieng Plateu sebesar Rp 2.000/orang. Harga ini belum termasuk tarif mengunjungi obyek-obyek wisata di seputar kawasan ini. Harga tiket terusan untuk masuk ke semua obyek wisata sebesar Rp 12.000/orang, dan sudah termasuk asuransi Jasa Raharja. Khusus bagi Anda yang ingin mengunjungi satu atau dua obyek tertentu dikenakan harga tiket sebesar Rp 4.000/orang untuk satu obyek wisata (November 2008).


Fasilitas yang bisa Anda gunakan di area wisata Dieng Plateu adalah mushola bagi para pengunjung yang akan menunaikan ibadah sholat. Ada juga pasar tempat berjualan cenderamata serta produk makanan khas Dieng, seperti sayuran, buah carica (buah ini hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng, bentuknya lebih kecil dari pepaya, biasanya diolah menjadi manisan dan jamur khas Dieng). Pasar tersebut disediakan oleh pihak pengelola untuk memanjakan para pengunjung yang ingin berbelanja.

Buah Carica di dataran Dieng
Sumber Foto: kampoengmanik.multiply.com
Selain pasar, di kawasan ini juga terdapat banyak warung makan bagi para pengunjung yang lupa membawa bekal makanan dari rumah. Untuk Anda yang ingin bermalam, di tempat ini juga tersedia banyak pilihan losmen/penginapan, dengan beragam fasilitas yang ditawarkan.
__________
Sumber Utama: http://frijal.com